Text
Tapi, aku mau jadi temanmu, kok. I really do.
Aku, Alvi Syahrin, penulis buku ini, ingin jadi teman kamu.
Tapi, pertemanan kita mungkin nggak seperti pertemanan pada umumnya. Nggak ada telepon sampai larut malam. Nggak ada ketemuan saat ingin ketemu. Nggak ada ngobrol apa pun yang ingin diobrolin.
Our friendship isn’t going to be like that.
Tapi, ini akan jadi pertemanan yang unik. One of the most unique friendships you’ll ever have.
Karena aku, di sini, merasa kesepian, di waktu lampau, menuliskan buku ini seperti sebuah surat untukmu, khusus untukmu.
Dan, kamu, di sana, merasa kesepian, di waktu sekarang, membaca buku ini, seperti mendengar seseorang berbicara.
Dan, seunik itu pertemanan kita. Kita terhubung lewat sebuah buku. Buku ini jadi sarana pertemanan kita.
Mungkin, aku nggak seperti temanmu yang lain. Tapi, lewat buku ini, aku selalu ada, kalau kamu lagi butuh, kalau kamu lagi merasa kesepian yang intens, aku ada di rak bukumu, and I want you to remember that.
Lewat buku ini, aku pengin berteman sama kamu. Dan, yang namanya ‘teman’, biasanya, kita saling berbagi cerita.
Kamu boleh berbagi cerita seolah-olah buku ini mendengarmu. Kamu bahkan bisa kontak aku di media sosialku, meski aku nggak selalu janji membalasnya. Tapi, aku ada. Aku ada di buku ini saat kamu butuh.
Dan, aku juga bakal berbagi cerita di sini. ‘Cause, we’re going to be friends, and I trust you.
Oke, cerita pertama dariku…
Sejujurnya, saat aku menuliskan halaman ini, aku lagi di kamar, samping kusen jendela, di malam yang panas, mengetik depan laptop, dan merasakan kesepian yang sangat, sangat, sangat intens.
Dan, aku merasa kayak…
Aku kesepian, tapi aku malah menuliskan buku yang membuat kamu berdamai sama rasa sepi.
Tapi, itu poin pentingnya nggak, sih?
Soalnya begini…
Kamu ngerasa, nggak, sih, teman-temanmu yang nggak kesepian tuh susah relate sama keadaan kamu?
Kayak, mereka nggak paham sama kesepian yang kamu rasakan. Kamu cerita ke mereka pun, kayak nggak ada gunanya.
Kamu malah dianggap lebay.
Karena, mungkin, mereka nggak tahu rasa kesepian yang begitu dalam, seperti yang kamu alami.
And, maybe, I do. Maybe I can relate to you.
So, here I am, memulai tulisan ini di malam yang panas dan lembap, sembari menatap pekatnya langit malam yang kosong, menuliskan ini…
Untukku, dan untukmu, yang sama-sama merasa kesepian.
Maka, pegang buku ini erat-erat, karena di sepanjang perjalanan buku ini, I hope I can heal me, and I hope you can heal you.