Text
Oke, kelihatannya emang begitu.
But everything is not what it seems. Nggak semua seperti kelihatannya, kok.
Sekarang, aku tanya sama kamu.
Jika kamu memiliki paras yang indah, lalu ada seseorang yang mendekatimu, mengakui menyayangimu, apakah itu akan membuat kamu langsung bebas dari insecurity?
Belum tentu.
Soalnya kita, kan, nggak tahu ‘seseorang ini’, nih, suka kamu karena apa. Apa karena fisik semata? Atau, mungkin ada hal-hal lain, tapi fisik yang jadi alasan dominan? Kalau ternyata fisik yang jadi alasan dominan, gimana kalau kamu nggak good-looking lagi? Seperti, kamu mengalami kecelakaan, lalu wajahmu terluka parah? Atau, kamu mengidap suatu penyakit yang menyerang fisikmu? Atau, kamu menua dan kulitmu mengerut?
Atau, gimana kalau dia bertemu seseorang yang lebih good-looking?
Itu semua nggak akan pernah terjawab… until it happens, and it’s scary.
Kalau kamu good-looking, mungkin udah ada orang-orang yang berbaris menantimu, berharap kamu jadi pasangannya.
Tetapi…, mana yang benar-benar tulus? Mana yang nggak terpikat karena fisik semata? Karena dalam dunia percintaan kamu ingin memiliki hubungan yang dalam, kamu nggak akan memilih seseorang yang menjadikanmu sebatas objek untuk dibanggakan, “Hey, pasangan gue good-looking, lho.”
Sayangnya, kebanyakan orang terlalu melihat fisik, sampai-sampai kamu, sebagai orang good-looking, jadi bingung mana yang tulus dan melihat lebih dalam dari sekadar fisik.
Di sini, kelihatan, kan?
Memang banyak yang ingin menjadi pasangan seseorang yang good-looking, tetapi ini bukan soal banyak ‘dipilih’, melainkan mana yang tulus. Dan, menemukan orang tulus, tuh, nggak gampang, apalagi kamu punya sesuatu yang membuat orang mudah untuk nggak tulus—in this case, fisik yang menawan.
Sekarang, aku mau tanya lagi.
Jika kamu dengan parasmu yang sekarang…, yang katamu biasa aja…, yang menurutmu sama sekali nggak good-looking, lalu ada seseorang mendekatimu dan ingin menikahimu, mungkin nggak dia mendekatimu karena indahnya parasmu ketika kamu sama sekali nggak memiliki itu?
Nggak mungkin, kan?
Lalu, apa alasannya?
Aku juga nggak tahu, sih. Tapi, yang jelas bukan fisik. Pasti sesuatu yang lebih dalam dari itu. Mungkin personality. Mungkin attitude.
Dan, bukankah jika seseorang memilihmu karena dua hal itu, lebih kelihatan tulus?
“Tapi, fisik bukan cuma soal percintaan, Kak. Kalau kerja, yang dipilih pasti yang good-looking.“
Well, tergantung, sih.
Ketika ada dua kandidat yang sama-sama hebat kualitasnya, tetapi yang satu lebih good-looking, ya, emang, ada kemungkinan besar good-looking-lah yang terpilih. Ada juga riset yang mengatakan tentang ini, kok.
Tetapi…
Emang peluang cuma ada di situ?
Emang setiap kita melamar kerja, pasti ada yang orang yang skill-nya sama kayak kita, tapi dia lebih good-looking?
Jarang, deh, kayaknya.
Aku nggak punya data untuk membuktikannya, sih. Tapi, ya, coba tanya balik ke dirimu sendiri: sering ngalamin kayak gitu? Kalah karena ada yang lebih good-looking? Atau, sebenarnya masih kalah dari segi skill?
Anyway, peluang, tuh, banyak banget.
Banyak orang sukses, tapi nggak good-looking. Bahkan, ketika aku menuliskan bab ini, aku melihat daftar Forbes 30 Under 30. Daftar anak-anak muda di bawah tiga puluh tahun yang sukses dengan bisnisnya. Di sana, ada berbagai orang dengan bentuk tubuh, struktur wajah, sampai warna kulit, masuk di daftar itu.
Good-looking nggak jadi syarat di sana. Bahkan, good-looking nggak pernah jadi syarat untuk sukses.
Orang good-looking aja ingin membuktikan diri mereka lebih dari sekadar good-looking, karena mereka juga tahu fisik adalah penilaian paling dangkal.
“Tapi, society lebih baik sama yang good-looking.“
Emangnya society itu lambang kebenaran? Emangnya society itu lambang ketulusan?
Kan, nggak.
Ngapain ingin dipilih oleh society yang belum tentu tulus sama kamu?
Dan, menjawab pertanyaanmu sebelumnya:
“Tapi, kenapa yang good-looking, yang selalu dipilih?”
Aku cuma mau bilang:
Ah, nggak juga.
Buktinya, aku nggak menuliskan bab ini untuk orang-orang good-looking.
Aku menulis bab ini, memilih bab ini untuk orang-orang yang merasa kurang dalam penampilan fisiknya.
Because they, too, deserve a special place in this world.
[]